Senin, 13 Januari 2014

Perubahan Farmakokinetika Obat Golongan DMARDs pada Geriatri


DMARDs merupakan andalan pengobatan RA karena mampu memodifikasi proses penyakit dan mencegah atau mengurangi kerusakan sendi. Obat-obat yang termasuk DMARDs adalah methotrexate, hydroxychloroquine, sulfasalazine, dan leflunomide (Burns et al., 2008). Selain itu juga gold salts, azathioprin, d-penicillamin, siklosporin, siklofosfamis, dan minocycline (Dipiro et al., 2005).

Metotreksat dosis rendah merupakan salah satu obat DMARDs yang paling sering digunakan karena memiliki perbandingan rasio manfaat resiko yang lebih besar. Filtrasi glomerulus merupakan jalur eliminasi utama dari metotreksat. Obat ini mengalami 2 transportasi dalam tubulus ginjal yaitu sekresi aktif yang secara umum melalui mekanisme transportasi asam organik dan proses reabsorpsi aktif yang tidak dipengaruhi oleh senyawa asam. Akibatnya akan terjadi perubahan parameter farmakokinetik pada pasien yang menderita gagal ginjal kronik atau karena terjadinya penurunan fungsi ginjal secara fisilogis pada pasien berusia lanjut (Bressolle et al., 1998).

Hasil penelian menunjukkan bahwa pemberian dosis rendah metroteksat pada kelompok pasien usia lanjut (76 tahun) dengan nilai rata-rata kliren kreatinin sebesar <45 mL/menit memiliki waktu paruh eliminasi metotreksat yang lebih panjang secara signifikan dibandingkan pada kelompok pasien yang berusia 67, 65, dan 52 tahun dengan nilai kliren kreatinin masing-masing 45-60 mL/menit, 61-80 mL/menit, dan >80 mL/menit (Bressolle et al., 1998). Berdasarkan hasil ini pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal baik karena penurunan fungsi ginjal secara fisiologis pada pasien berusia lanjut ataupun pada pasien yang menderita kelainan fungsi ginjal seperti gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik akan memperpanjang waktu paruh eliminasi obat metotreksat. Oleh karena itu, penurunan dosis metotreksat sebesar 50% perlu dipertimbangkan pada pasien usia lanjut dan pasien yang memiliki nilai kliren kreatinin < 45 mL/menit agar terhindar dari akumulasi obat dalam tubuh yang dapat berisiko pada efek toksik obat (Bressolle et al., 1998).





DAFTAR PUSTAKA



Burns, M. A. C., Wells, B. G., Schwinghammer, T. L., Malone, P. M., Kolesar, J. M., Rotschafer, J. C. and Dipiro, J. T. 2008. Pharmacotherapy: Principles and Practice. USA: McGraw-Hill


Dipiro, J.T., R. L. Talbert, G. C. Yee, G. R. Matzke, B. G. Wells, and L. M. Posey. 2005. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 6th ed. New York: McGraw-Hill.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar