DMARDs merupakan andalan pengobatan RA karena mampu memodifikasi
proses penyakit dan mencegah atau mengurangi kerusakan
sendi. Obat-obat yang termasuk DMARDs adalah methotrexate, hydroxychloroquine,
sulfasalazine, dan leflunomide (Burns et al., 2008). Selain itu juga gold
salts, azathioprin, d-penicillamin, siklosporin, siklofosfamis, dan minocycline (Dipiro et al., 2005).
Metotreksat
dosis rendah merupakan salah satu obat DMARDs yang paling sering digunakan
karena memiliki perbandingan rasio manfaat resiko yang lebih besar. Filtrasi
glomerulus merupakan jalur eliminasi utama dari metotreksat. Obat ini mengalami
2 transportasi dalam tubulus ginjal yaitu sekresi aktif yang secara umum melalui
mekanisme transportasi asam organik dan proses reabsorpsi aktif yang tidak dipengaruhi oleh senyawa
asam. Akibatnya akan terjadi perubahan parameter farmakokinetik pada
pasien yang menderita gagal ginjal kronik atau karena terjadinya penurunan
fungsi ginjal secara fisilogis pada pasien berusia lanjut (Bressolle et al., 1998).
Hasil penelian menunjukkan
bahwa pemberian dosis rendah metroteksat pada kelompok pasien usia lanjut (76
tahun) dengan nilai rata-rata kliren kreatinin sebesar <45 mL/menit memiliki
waktu paruh eliminasi metotreksat yang lebih panjang secara signifikan
dibandingkan pada kelompok pasien yang berusia 67, 65, dan 52 tahun dengan
nilai kliren kreatinin masing-masing 45-60
mL/menit, 61-80 mL/menit, dan >80 mL/menit (Bressolle et al., 1998). Berdasarkan hasil ini pasien yang mengalami penurunan
fungsi ginjal baik karena penurunan fungsi ginjal secara
fisiologis pada pasien berusia lanjut ataupun pada pasien yang menderita
kelainan fungsi ginjal seperti gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik akan
memperpanjang waktu paruh eliminasi obat metotreksat. Oleh karena itu,
penurunan dosis metotreksat sebesar 50% perlu dipertimbangkan pada pasien usia
lanjut dan pasien yang memiliki nilai kliren kreatinin < 45 mL/menit agar
terhindar dari akumulasi obat dalam tubuh yang dapat berisiko pada efek toksik
obat (Bressolle et al., 1998).
DAFTAR PUSTAKA
Burns, M. A. C., Wells, B. G., Schwinghammer, T. L.,
Malone, P. M., Kolesar, J. M., Rotschafer, J. C. and Dipiro, J. T. 2008. Pharmacotherapy: Principles and Practice.
USA: McGraw-Hill
Dipiro, J.T.,
R. L. Talbert, G. C. Yee, G. R. Matzke, B. G. Wells, and L. M. Posey. 2005. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach,
6th ed. New York: McGraw-Hill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar